Jumat, 25 Oktober 2013

Hubungan Psikologi dan Mimpi



          30 Mei 2011      
         Kali ini aku terpaksa nulis note karena ingin membayar hutang pada seorang teman. Awalnya sih cuma candaan, tapi karena aku merasa ditantang, jadi deh aku menulis note ini.
        Jadi awal ceritanya adalah waktu itu tepatnya tanggal 6 Mei 2011 (melihat waktu fb) teman aku menulis status begini:
“mimpi aneh..Bentar2 mimpi buruk. Bentar2 mimpi enak, bentar2 mimpi kagak enak. Ah, cm mimpi..”
Ada beberapa orang yang komen, termasuk aku. Berikut ini sepenggal komen-komenan kami..
Aku: itu tandanya anda masih normal
Dia bls: emangnya normal nggak nya manusia, di liat dari mimpi? Ah, ada2 aja..
Aku: Eh, nggak percaya ni anak, Menurut ahli psikolog Endah, katanya gitu..ini ada catatannya *tunjukin catatan*
Dia: mana liat..ntar tunjukin ke saya saat pertemuan minggu depan ya..Awas kalau nggak ada.
Aku: Ouke saya terima tantangannya. Lalalalala ..:p
Dia: Good girl :p

          Hm, tapi karena teman aku tuh rada-rada pikun jadi dia lupa sama tantangannya sendiri, ckckck. Tapi karena aku sudah janji, jadi akan tetap aku buat. Tapi maaf ya kalau ntar jawabannya kurang memuaskan, soalnya aku juga nggak ngerti-ngerti benget, hehehe *jadi ngapain nantangin*. Tapi aku akan mencoba menjawab dengan opiniku dan beberapa pendapat dari para ahli yang aku copas dari google. So cekidot yahh…
         Setiap manusia (kecuali yang mengalami gangguan psikologis yang ekstrim) mengalami mimpi. Jadi anda yang mengalami mimpi itu tandanya normal. Nah, gimana kalau mimpi kita sering berubah-ubah, apa hubungannya dengan psikologi? Lah jangan tanya sama saya dong, tanya saja pada rumput yang bergoyang (loh!)
          Oke, jadi begini, kita manusia menjalani hidup yang berbeda setiap harinya. Walaupun kita sering bilang, kok hariku begini begini saja dari kemarin. Eit..kamu salah, sebenarnya hidup yang kamu jalani berbeda setiap harinya hanya saja kamu tidak menyadarinya. Misalnya begini, hari ini kita pipis pada jam satu siang (jangan ada yang protes kenapa contohnya itu), nah besoknya pasti tidak mungkin sama, mungkin saja kita pipis jam satu siang lewat satu detik atau dua jam setelahnya. Jadi begitulah yang saya maksud dengan kehidupan yang berubah-ubah. Apakah kamu paham? Sama…saya juga nggak..hihihii
           Well, kalau ada yang belum paham dengan contoh kecil, saya akan coba jelaskan dengan contoh yang lebih besar. Misalnya hari ini kamu kena marah dosen karena tidak mengerjakan tugas, besoknya kamu mengalami kejadian yang berbeda, mislanya kamu yang memarahi dosen karena nilai kamu jelek. Jadi, kasus kita berbeda setiap harinya. Dan hal itu akan terbawa-bawa ke dalam mimpi. Dan apabila kejadian yang kamu alami itu terbawa ke dalam mimpi, artinya ada masalah yang belum selesai atau  masih mengganjal. Nah, pada saat kamu tidur, otak akan bekerja dan merefreshnya, dan membuang bayangan-bayangan dalam pikiran kamu ke dalam bentuk mimpi. Gunanya adalah membantu kamu untuk mengurangi gejala stress dan regenerasi selanjutnya.
        Definisi mimpi menurut Sigmund Freud (Ahli Psikologi) adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan tindakan psikis yang salah, selip bicara, maupun lelucon.
             Dikatakan oleh Freud (dalam Calvin S. Hal & Gardner Lindzaey, 1998) bahwa dengan mimpi, seseorang secara tak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran tentang tujuan yang diinginkan, karena di alam nyata sulit bagi kita untuk mengungkapkan kekesalan, keresahan, kemarahan, dendam dan yang sejenisnya kepada obyek-obyek yang menjadi sumber rasa marah, maka munculah dalam keinginan itu dalam bentuk mimpi. Para ilmuwan lain juga berpendapat mimpi memainkan peran dalam meningkatkan memori, membantu memperkuat proses hubungan antar daerah di otak dan membantu melepaskan hormon tertentu di otak untuk menghilangkan stres dan mencapai relaksasi.
             Nah, jadi begitulah hubungan antara psikologi dan mimpi. Masih banyak lagi penjelasan yang membahas tentang hubungan psikologi dan mimpi yang tidak mampu saya jabarkan disini. Cukup sekian :)

Tidak ada komentar: