Minggu, 15 Oktober 2017

Alasan Memilih Merantau



Saya dan siapapun yang sedang merantau, pasti punya alasan kenapa memilih merantau. Misal melanjutkan sekolah, kuliah atau bekerja, atau mungkin ada alasan lain. Seperti saya, saya punya banyak alasan kenapa memilih merantau.

Jauh sebelum ini terjadi, saya seperti sudah tau kalau saya bakalan merantau karena ini adalah bagian dari resolusi hidup saya. Hanya saja saya tak tau kapan, dimana dan untuk alasan apa. Dan lihat apa yang dikatakan takdir, tepat tanggal 28 Oktober 2016 lalu saya menginjakkan kaki di negeri Malaysia.


Awal mula cerita, ada tetangga jauh yang bagi info ke Ibu saya bahwasanya ada lowongan kerja operator Kilang ke Malaysia, dan gajinya besar. Dilihatnya anaknya ini cuma bekerja kasir toko gypsum dengan gaji dibawah standar UMR kota Medan, dia pun berinisiatif memberi tau saya info ini. Dengan mata berbinar-binar, beliau menceritakan info ini ke saya. Tak lupa dia bumbuhi dengan kata-kata penyemangat kalau misalkan saya ke Malaysia, nanti saya bisa lanjut S2 disana seperti yang saya impikan, bisa jalan-jalan ke luar negeri, ke Malaysia dulu nanti terus ke negara lain, punya gaji besar, bisa wujudkan apapun impian saya. Selagi beliau bercerita, saya pun membayangkan semua impian-impian saya mungkin bisa terwujud. Malaysia berarti semacam pintu gerbang menuju impian.

Saya pun mengalami pergulatan bathin selama lebih dari 3 minggu. saya harus cepat mengambil keputusan, pasalnya lowongan ini membutuhkan tenaga kerja cepat. Di satu sisi, walaupun hanya bekerja biasa saja, tapi kehidupan saya cukup nyaman, sikon ditempat kerja oke, bisa tetap ngaji bareng keluarga di rumah, bisa tetap ketemu teman-teman. Tapi jauh di dalam hati, sebenarnya memang bukan kehidupan seperti ini yang saya inginkan. Saya ingin kehidupan yang berbeda, berkembang, keluar dari zona nyaman saya, melihat dunia lebih luas di luar sana. Dan tentu, selain alasan alasan tadi, saya butuh alasan kuat kenapa saya harus pergi.

Dan akhirnya, Bapaklah yang membuka pencerahan itu ke saya. Katanya, kalau mau merantau jangan cuma karena uang, karena uang bisa dicari dimana saja. Carilah ilmu, itu akan lebih berguna. Saya pun teringat hadis yang menganjurkan mencari ilmu sampai ke negeri Cina. Di sisi lain, Imam Syafi'i berkata, "merantaulah..aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang." Betapa anjuran merantau juga hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Dan mencari ilmu bisa berarti luas, apakah itu melanjutkan kuliah saya, ataukah hal lain. Saya setuju, inilah alasan utama saya merantau. Dan saya pun tidak ragu untuk mengambil lowongan pekerjaan itu.

Jadi jika kamu masih ada yang meragu untuk merantau, bulatkan tekad segera. Karena tidak ada ruginya kita merantau. Merantau berarti menempah diri, dan menjadi mandiri, menghargai tiap detik yang dilewati, dan yang paling penting, dengan merantau kita jadi tau makna penting keluarga dalam hidup.

Kuala Lumpur, 15 Oktober 2017

1 komentar:

Ratnawati Utami mengatakan...

Terus gimana di perantauan? Aku sekarang lagi suka bahas Law of Attraction