Jumat, 25 Oktober 2013

Aku Kecopetan Lagi..!!


Ceritanya nggak dramatis-dramatis amat. Tapi, karena keteledoranku, aku kecopetan untuk yang kedua kalinya. Persamaan antara kasus pertama dan kedua adalah yang dicopet sama-sama hp. Perbedaannya, kalau dulu aku nggak tau orang yang mencopet aku dan hp-nya hilang. Kalau yang kedua ini, aku langsung berhadapan dengan orang yang mencopet aku dan hp-nya berhasil aku dapatkan lagi.
Mungkin sebagian teman-temanku sudah ada yang pada tau, karena aku sudah kasih tau mereka duluan sebelum buat catatan ini. Tapi untuk cerita yang lebih jelas, ini dia kejadiannya…

Sabtu, 25 Desember 2010
Ini terjadi saat aku pulang dari pelatihan jurnalistikku di kampus. Sore itu aku pulang naik angkot yang biasa, yaitu 67. Belum ada sewa sama sekali. Tidak lama setelahnya, naik dua orang laki-laki. Angkot jalan lagi, lalu naik satu orang perempuan, angkot jalan lagi. Terus naik lagi ibu-ibu satu orang, angkot jalan lagi. Kehidupan di angkot masih normal-normal aja. Aku sendiri duduk di dekat jendela sambil baca novel. Setelah itu aku nggak bisa menggambarkan dengan detail, karena aku asyik dengan novelku. Penumpangnya sendiri sudah silih berganti, tapi aku masih setia duduk di angkot. Yah, karena rumahku masih jauh.
Tapi aku ingat satu hal, ada seorang laki-laki naik dan dia duduk disebelahku, nggak lama satu laki-laki lagi naik dan dia duduk di dekat pintu. Laki-laki yang duduk disebelah kiriku ini membawa tas ransel. Gelagatnya agak aneh gitu. Dia duduknya agak rapat-rapat sama aku, sementara tempat duduk di sebelahnya masih lapang. Tapi aku nggak curiga sama sekali. Karena ya itu tadi, aku asyik sama novelku. Oiya, posisi tas ranselku, aku pangku. Kebetulan kantong kecil ranselku ada dua. Hp ku letak di kantong sebelah kiri bersama uang yang cuma pas untuk ongkos. Dan uang yang lainnya ku letak di dompet dalam tas.
Jadi, aku masih lanjut baca novel yaa walaupun agak terganggu juga sama laki-laki di sebelahku ini. Karena dia nunduk-nunduk gitu, aku pikir dia ikutan baca novel, atau pengen liat sampul novelku. Dalam hati aku malah berpikir, wah aku rasa, abang ini juga suka baca novel kayaknya (dasar oon).
Aku masih lanjut baca, sambil ngelirik-ngelirik abang ini juga. Oiya, di depan ku paling sudut ada dua orang perempuan. Jika kuperhatikan, kedua perempuan ini ngeliatin laki-laki disebelahku ini dengan tatapan curiga. Kalau aku sih sesekali aja ngelirik abang ini sambil berpikir ..hm, ngapain sih ni orang pake nyenggol-nyenggol task u, udah gitu tunduk-tunduk segala. Saat aku lirik, kayaknya dia tau, dia memalingkan mukanya dan pura-pura ngeliat ke jalan, yauda aku balik baca novel lagi.
Kemudian laki-laki yang disebelahku turun terus laki-laki yang duduk di dekat pintu tadi juga turun.  Nggak lama, dua orang perempuan di hadapanku tiba-tiba nanya, “Kak..kak..tadi kantong tas nya emang udah koyak ya?” Terus aku liat kantong ranselku. Huaahh, kantong tas ku koyak dan hp-ku sudah nggak ada. Disitu aku baru sadar kalau laki-laki tadiudah nyopet hp-ku. Kakak-kakak tadi terus bilang, “tuh kan kak, hp-nya diambil sama cowok itu”. Huft, aku diam sebentar, sambil berpikir aku beneran nggak mau kehilangan hp untuk yang kedua kalinya. Jadi aku bilang ke supir, “bang berhenti sebentar..!!”. Aku langsung turun dari angkot dan semua barang-barangku, aku tinggal di angkot. Untungnya supir angkot mau nungguin. Dan aku lari sekencang-kencangnya mengejar pencopet tadi. Aku tau kemana arah dia pergi, karena waktu dia turun tadi, aku sempat memerhatikannya. Dia turun di depan carefur, dan berjalan kea rah kiri. Wajahnya aku masih ingat dengan jelas.
Syukurlah aku berhasil menemukan copetnya, karena emang copetnya itu jalannya nyantai kayak nggak terjadi apa-apa. Hm, sungguh trik yang bagus. Waktu dia ngeliat ke belakang, kayaknya dia sadar aku lagi mengejarnya. Aku panggil dia, “bang..balikin hp saya..!!” (aku pikir-pikir aku cukup sopan walaupun berhadapan dengan copet).
Terus dia manggil kawan sekongkolan dia yang tadi juga naik angkot, “hei..balikin aja hp-nya”. Terus dia kasih hp-nya ke aku, mukanya sok ramah dan bilang “ini hp-nya, udah ya”, dan dia langsung pergi. Alhamdulillah, hp ku masih utuh dan sehat wal afiat. Duh..aku kok baik banget ya jadi orang, waktu aku ngejar, aku sama sekali nggak teriak “copet..copet..!!”. Mungkin kalau aku teriak gitu pasti tuh orang dah bonyok-bonyok kali yak. Tapi jujur aku masih shock, karena ini baru pertama kalinya aku langsung berhadapan dengan copet. Tapi syukurlah hp ku utuh.
Sampai di angkot, penumpan dan supir pada heboh, “gimana dek? Dapet copetnya?”
“Alhamdulillah, hp saya dikembaliin” jawabku.
“Copetnya gimana? Ditangkap nggak?”
“nggak ah bang, waktu dia balikin hp, yauda saya langsung pergi, nggak masalah bg” kataku.
“Oalah, adek ini baik banget ya, aturannya teriak aja dek, biar digebukin dia. Kalau kekgitu dia nggak bakalan jera” kata supirnya.
Sampai disini aku berpikir, apakah orang baru bisa jera kalau harus digebukin atau dikerasin dulu, tentu tidak kan. Lagian copet itu nggak nyakitin aku sama sekali kok. Dengan sikap yang baik, kita juga bisa mengajari orang untuk sadar dan bertingkah laku yang baik (mudah-mudahan copetnya sadar yak:D).
Inget kisah Nabi Muhammad nggak? Yang waktu dia diludahi sama musuhnya berulang-ulang kali, dan Nabi Muhammad nggak membalasnya. Sampai-sampai waktu yang ngeludahi beliau sakit, ehh..beliau malah menjenguknya, dan akhirnya musuhnya itu masuk Islam. Well, jadi nggak perlu dengan cara kekerasan kan untuk membuat orang itu sadar.
Jadi untuk teman-teman semuanya, kita harus bisa belajar menghilangkan sifat pendendam dalam diri kita. Mungkin kita pernah merasakan dendam sama orang yang sudah nyakitin kita, dan nggak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa memaafkannya. Tapi, setelah dipikir-pikir ternyata emang nggak ada gunanya sama sekali kita dendam sama orang, yang ada kita malah membuat diri kita jadi nggak nyaman dan capek sendiri dibuatnya. Aku bilang begini karena memang aku sudah mengalaminya sendiri, bukan hanya kasus copet ini aja.
Contoh sifat pendendam yang paling sederhana: “ngapain aku minta maaf duluan, orang dia yang salah kok.” Atau “aku malas negor ataupun smsan sama dia lagi, dia udah bohong samaku”. Atau “Aku sama dia udah putus, dan kita berdua udah nggak ada hubungan apa-apa lagi” nah lo, emang nggak bisa sahabatn yak??
Tau nggak, kalau kita salah dan kita minta maaf duluan, itu udah biasa. Yang dapat nilai plus dimata Allah itu adalah kalau kita nggak salah dan kita minta maaf duluan. Benar nggak? Memang nggak mudah untuk mengaplikasikannya, tapi paling tidak kita juga punya niat untuk berubah dan usaha untuk berubah. Semangat!! :D

Tidak ada komentar: