![]() | |
I'm in Berhala Island |
Kali
ini aku kembali menulis di note, setelah beberapa minggu berkutat dengan blog.
Ada teman yang mengeluh, loadingnya terlalu lama jika membaca catatan dari blog
karena dia bukanya dari hp, jadilah aku menulis di keduanya, note dan juga
blog. Ini penting untuk memperluas para pembaca (ceilah, gaya lu Ndah!)
14 Januari 2014, pukul
03.00 Wib di ranjang empuk saya….
Saya
tiba-tiba teringat judul ini, yang saya buat dua tahun lalu di catatan FB, karena
ingin menuliskan unek-unek, tapi nggak tahu mau buat judul apa. Hm lebih
tepatnya sih, karena ingin mengungkapkan unek-unek, tapi nggak tahu sama siapa.
Jadilah saya me’Ngobrol Dengan Angin’ saja. :D
Well,
jam dinding di depanku itu, kenapa dia tidak berhenti atau paling tidak
melambatlah sedikit. Kenapa waktu cepat sekali berlalu. Tau-tau segalanya sudah
mendekati deadline, bahkan sudah lewat deadline. Yeah, everything. Tugas,
skripsi, laporan, kerjaan, dan juga berbagai target, bahkan jam bangun juga
udah mau deadline! (Tau-tau sudah mau pagi lagi)
“Yaelah
Ndah, mana bisa waktu dilambati, apalagi berhenti! Kalau waktu berhenti, ya
elunya juga berhenti.”
Aihh,
suara dari mana tuh?
Benarlah
bahwa waktu diibaratkan pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang
akan menebasmu. Dan tangan itu, tangan tak tampak yang menggerakkan semua orang
untuk bangkit dari tempat tidur, tangan tak tampak yang akan menggebuk siapa
pun yang kelihatan bersantai dan tak ikut irama (ngutip di Supernovanya Dee).
Kadang
saya menyesali begitu banyak waktu yang udah terbuang sia-sia. Tapi sumpah demi
secangkir kopi di samping saya, saya nggak ingin jadi manusia yang dibilang
merugi seperti kata Allah di surah Al-‘Asr itu (padahal udah rugi duluan, cuma
pura-pura nggak tau aja).
Dan
lagi, jika sifat malasnya udah keluar, maka mengulur-ngulur waktu adalah hobi
yang paling menggairahkan. Astaghfirullah..yang begini ini, cocoknya emang
digebuk (sifat malasnya maksud saya, hehe).
Emang
ya, merubah format konfigurasi yang udah ada itu emang susah. Merubah
konfigurasi dari yang tidak layak (malas) menjadi layak (rajin), itu susah
banget. Kalau cuma berfluktuasi saja semua orang bisa, malas-rajin-malas-rajin
lagi-kemudian malas lagi, ya gampang kalau itu mah. Yang susah, ketika kita
menjaga kekonsistenannya itu loh. Rasanya banyak godaannya, apalagi kalau
kekonsistenan kita itu untuk sesuatu hal yang baik. Uwihh..setan dimana-mana
(jiah, kayaknya setan emang udah dimana-mana dari dulu). Haha, itu cuma
ungkapan saja, saya nggak betul-betul menyalahkan setan, toh nanti saya juga
yang mempertanggungjawabkan perbuatan saya di hadapan Allah.
Dan
di akhir kata, di tegukan kopi terakhir, saya ingin bilang, bahwa jangan
terpengaruh sama fluktuasi harga pasar. Kalau boleh pinjam istilahnya Dee, itu
cuma sirkus komoditas, sesuatu yang emang udah harus gitu, toh uang bisa bantu
mengatasinya. Nah, justru kita harus khawatir sama fluktuasi rajin malas kita
dan tentunya keimanan kita juga, karena kalau keimanan kita semakin menurun,
uang nggak bisa bantu, hanya amal sholeh yang bisa, jadi
waspadalah..waspadalaaahh!!
*Kamu
juga bisa baca catatan yang lainnya di blog saya endahtrisetiari@gmail.com
(jangan lupa klik join di sebelah kanan atas yaa :D)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar