Jumat, 27 Desember 2013

Surat Cinta Untuk Ibu (Surat Cinta yang Tak Sampai)

Me With My Mom :)


To My Great Mother and Best Friend :)
Assalamu’alaikum ibuku yang cantik, maaf kalau selama beberapa bulan belakangan ini anakmu semakin jarang pulang, seperti lupa menyambangi beranda rumah, bahkan hanya untuk sebuah pelukan apa kabar. 

Tidak Bu, aku tidak sengaja lupa, aku bahkan sangat ingat, dan terluka sendiri kalau mengingat kesibukan yang akhir-akhir ini semakin mendera. Aku rindu Kau, Bu! Tapi harus bagaimana, aku harus tetap berjuang Bu, bukan hanya untuk aku, tapi juga demi Ibu, demi kebahagiaan Ibu nanti.
 

Segala cerita yang selama ini kita bagi, dan terakhir kali, saat di beranda rumah malam itu, aku tidak pernah lupa satu katapun. Bagaimana mata Ibu bersinar ketika menceritakan semua harapan-harapan Ibu, dan aku menyimak semuanya, satu kata demi satu kata, khawatir jika ada yang terlewatkan. Karena aku tidak pernah suka membuat Ibu kecewa.

Dan apakah Kau tau Bu, semakin aku dewasa, semakin besar pula rasa sayangku padamu. Seperti perasaan terhadap seorang kekasih, semakin lama aku mengenal Ibu, semakin aku jatuh cinta. Ya, Kau tidak pernah tau kan Bu? Aku menyimpannya selama ini, dan menunjukkannya dalam bentuk lain. Aku terlalu takut Bu, takut rasa cintaku ini dicuri orang lain, takut terjatuh, takut tiba-tiba hilang, atau bahkan menguap begitu saja. Aku terlalu takut, Bu. Karena aku tidak mau kehilangan Ibu.

Dan detik ini, disaat doa-doaku mengalir menuju muara tempat Allah berada, aku hanya ingin mengatakan bahwa Kau tidak akan pernah tergantikan oleh apapun. Bahwa selalu ada tempat di hatiku untukmu, kapanpun dan dimanapun aku berada. Ah iya Bu, aku juga ada sebuah puisi untukmu. Puisi yang aku tulis dua tahun yang lalu sembari menikmati senja dan rindu untukmu..

Saranghae Ammae
ingin aku slalu mengeja kata itu untukmu, keras-keras,
seperti seorang anak kecil yang dicubiti pipinya ..
Lalu akan kulukiskan abjad-abjadnya
pada tempat-tempat yang kau lihat
atau jalan-jalan yang mungkin kau lalui
biar berubah segala musim kita,
menjadi musim penghujan yang aku suka
atau kalau kau mau ibu,
biarkan saja musim itu menjadi semi ..
agar tumbuh bunga-bunga, dan aku petikkan untukmu,
satu, dua, atau banyak bunga ..
ah, terserah kau saja ibu ..
karena yang aku tau,
Kau lebih indah daripada bunga-bunga itu ..
MEDAN, 2011

Yang selalu menjadi pengagummu,
 Endah T. Setiari

Tidak ada komentar: