To My Great Mother and
Best Friend :)
Assalamu’alaikum
ibuku yang cantik, maaf kalau selama beberapa bulan belakangan ini anakmu
semakin jarang pulang, seperti lupa menyambangi beranda rumah, bahkan hanya
untuk sebuah pelukan apa kabar.
Tidak
Bu, aku tidak sengaja lupa, aku bahkan sangat ingat, dan terluka sendiri kalau
mengingat kesibukan yang akhir-akhir ini semakin mendera. Aku rindu Kau, Bu! Tapi
harus bagaimana, aku harus tetap berjuang Bu, bukan hanya untuk aku, tapi juga
demi Ibu, demi kebahagiaan Ibu nanti.
Segala
cerita yang selama ini kita bagi, dan terakhir kali, saat di beranda rumah
malam itu, aku tidak pernah lupa satu katapun. Bagaimana mata Ibu bersinar
ketika menceritakan semua harapan-harapan Ibu, dan aku menyimak semuanya, satu
kata demi satu kata, khawatir jika ada yang terlewatkan. Karena aku tidak
pernah suka membuat Ibu kecewa.
Dan
apakah Kau tau Bu, semakin aku dewasa, semakin besar pula rasa sayangku padamu.
Seperti perasaan terhadap seorang kekasih, semakin lama aku mengenal Ibu,
semakin aku jatuh cinta. Ya, Kau tidak pernah tau kan Bu? Aku menyimpannya
selama ini, dan menunjukkannya dalam bentuk lain. Aku terlalu takut Bu, takut
rasa cintaku ini dicuri orang lain, takut terjatuh, takut tiba-tiba hilang,
atau bahkan menguap begitu saja. Aku terlalu takut, Bu. Karena aku tidak mau
kehilangan Ibu.
Dan
detik ini, disaat doa-doaku mengalir menuju muara tempat Allah berada, aku
hanya ingin mengatakan bahwa Kau tidak akan pernah tergantikan oleh apapun.
Bahwa selalu ada tempat di hatiku untukmu, kapanpun dan dimanapun aku berada.
Ah iya Bu, aku juga ada sebuah puisi untukmu. Puisi yang aku tulis dua tahun
yang lalu sembari menikmati senja dan rindu untukmu..
Saranghae
Ammae
ingin aku slalu mengeja kata itu
untukmu, keras-keras,
seperti seorang anak kecil yang
dicubiti pipinya ..
Lalu akan kulukiskan abjad-abjadnya
pada tempat-tempat yang kau lihat
atau jalan-jalan yang mungkin kau
lalui
biar berubah segala musim kita,
menjadi musim penghujan yang aku
suka
atau kalau kau mau ibu,
biarkan saja musim itu menjadi semi
..
agar tumbuh bunga-bunga, dan aku
petikkan untukmu,
satu, dua, atau banyak bunga ..
ah, terserah kau saja ibu ..
karena yang aku tau,
Kau lebih indah daripada
bunga-bunga itu ..
MEDAN, 2011
Yang
selalu menjadi pengagummu,
Endah
T. Setiari
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar