Foto di Danau Linting bersama teman-teman Dinamika
Berawal dari cerita seorang teman, ia
bilang kalau ada satu objek wisata danau yang menarik. Danau itu terkenal
karena air hangat berwarna hijau kebiruan. Wisata ini pun mampu membuat kami
tertarik untuk mengunjungi danau tersebut.
Perjalanan kami mulai sekitar pukul tiga
sore. Dengan mengendarai sepeda motor, kami membutuhkan waktu kurang lebih dua
jam dari Medan. Bisa diperkirakan pukul lima sore kami bisa langsung merasakan
hangatnya air Danau Linting.
Di perjalanan, kami harus berhadapan
dengan medan yang lumayan menantang, mulai dari jalan berdebu dan berkelok. Tapi
untungnya kami disuguhi hijaunya pepohonan dan perkebunan warga, menambah
suasana terasa asri dan nyaman di sepanjang pinggiran jalan.
Danau ini terletak di perbatasan tiga
desa yakni
Sibunga-bunga, Durian IV Mbelang dan Gunung Manumpak, Kecamatan STM Hulu,
Kabupaten Deliserdang. Bisa dibilang Danau Linting dimiliki tiga desa, karena
diantara tiga desa semuanya mengaku memilikinya.
Setelah dua setengah jam kami lalui di
atas sepeda motor, kami pun sampai. Untuk melihat pemandangan danau yang indah,
kami harus berjalan menanjak sedikit lagi keatas bukit dan memarkirkan sepeda
motor kami di bawah pohon dekat Danau. Tak ada parkir yang pasti untuk roda dua,
beberapa kendaraan di parkir sekedarnya di bawah pepohonan.
Sejarah
Danau Linting
Sekedar memainkan air
danau, mencuci tangan dan menghangatkan kaki menjadi cara untuk melepas lelah
habis perjalanan. Danau ini lumayan eksotis dan menakjubkan pikir. Keindahan
air danau yang berwarna hijau kebiruan ini, memang begitu khas dan menimbulkan
decak kagum kepada sang Pencipta.
Namun, tidak
berlama-lama, karena kami terlalu penasaran dengan sejarah danau ini. Kami pun
menemui salah seorang warga bernama Pak Mandur Ginting, pedagang dan warga yang
dari kecil tinggal di sekitar Danau Linting, mengenai sejarah Danau ini.
Menurutnya, dulu lokasi
ini merupakan bukit yang tinggi. Lalu suatu hari dengan hitungan detik terasa
ada getaran sehingga hanya dalam waktu beberapa bulan bukit itu berubah menjadi
danau yang indah. Lanjut menurutnya, pada awalnya danau ini tak bernama, karena
banyaknya gua yang melinting dibawah bukit maka danau tersebut pun diberi nama
Danau Linting.
Konon menurut orang-orang
tua sekitar, ungkap Mandur Ginting, danau ini mempunyai kisah yang unik dari
sebuah keluarga sultan, dimana danau ini terjadi karena seorang putri Sultan
yang bernama Putri Hijau meminta mandi kepada jendralnya yang merupakan
pengawal sang Putri. Hal ini terdengar oleh Sultan. Lantas Sultan pun membuat
sayembara untuk mencari pasangan putrinya yang terkenal sangat cantik dan
disukai banyak pria itu. Lalu Sultan pun menancapkan sebatang kayu ke tanah dan
membuat pengumuman, barang siapa yang bisa mencabut kayu tersebut maka dialah
yang menjadi pasangan putrinya. Lalu peserta sayembara pun mencoba untuk
mencabutnya dari tanah. Sudah beberapa pria yang mencabut, tetapi kayu tersebut
masih saja menancap di dasar tanah. Tiba-tiba datang seorang pemuda dari
keturunan Barus mencoba untuk mencabutnya dan ternyata berhasil. Pemuda itu pun
memenangkan sayembara. Lalu dari bekas tancapan kayu itu keluar air. Putri
hijau pun dipersilahkan mandi dan akhirnya terciptalah sebuah danau.
Keunikan
dan Keajaiban Danau Linting
Berkeliling, kami melihat beberapa
pengunjung tengah bermain-main air, berendam dan sesekali berenang di tepi-tepi
Danau. “Saya sering juga kesini dek, lumayan membuat tubuh nyaman kalau
berendam disini,” tutur Joni, salah satu pengunjung Danau Linting. Nah, inilah keunikan lain dari Danau
Linting, yaitu kandungan air danau yang hangat dan mengandung belerang sehingga
sangat bermanfaat untuk kulit jika berendam. Suasana disini pun terasa nyaman
dan menenangkan sehingga sangat cocok untuk tempat bersantai dan relaksasi.
Oleh karena itu, wajar jika banyak
pengunjung yang datang terutama di hari Minggu. Hanya saja, sobat kampus
diingatkan untuk selalu berhati-hati, dikarenakan danau ini sangat dalam dan
tak jarang menelan korban. Walaupun begitu, sobat kampus tak perlu khawatir
untuk mengunjungi danau ini. Jika sobat kampus tetap berhati-hati dan tidak
melanggar peraturan warga setempat seperti berbicara kotor.
Danau Linting sendiri memiliki luas
sekitar 1 hektar, namun belum ada yang mengetahui berapa kedalaman airnya. Salah
satu keajaiban Danau Linting adalah kemisteriusannya yang sampai saat ini belum
terungkap. “Pernah dulu ada yang mencoba menggunakan benang diikatkan dengan
batu dan dimasukkan ke danau. Sampai habis gulungan benang pertama, kemudian
disambung lagi ke benang kedua sampai sekitar 3 tungkul, juga belum sampai ke
dasar danau. Dan belum ada yang berani menyelami langsung kedalaman danau ini,
karena semakin ke dalam suhunya semakin panas,” ucap Mandur Ginting.
Di
sisi lain dari keajaiban Danau Linting adalah airnya yang tak pernah kering dan
luasnya semakin mengecil. “Danau linting ini dulu tidak sekecil ini, tapi
karena adanya proses pembekuan akibat dari air belerang maka lama-kelamaan danau
ini tertutup oleh pengerasan air danau. Sekarang aja kami sudah membuat kolam dan beberapa saluran air berupa
parit-parit kecil yang adik jumpai di sekitar danau ini gunanya agar air danau
ini tetap bisa terkontrol keseimbangannya. Karena air danau ini tidak pernah
surut terus mengecil,” ungkap Mandur
Ginting lagi. Penjelasan ini agak rasional mengingat Danau Linting ini
dikelilingi batu cadas yang hari ke hari turut membesar, sehingga kemungkinan
menjorok ke dalam danau. Fakta ini turut didukung dengan informasi bahwa bagian
bawah danau tersebut membentuk lekukan.
“Maka
dari itu, Kami berharap agar Pemda memperluas kembali danau ini, agar nantinya
tidak tertutup dan lama kelamaan terjadi ketidakseimbangan di dasar danau ini,
menjadi meledak dan membahayakan warga sekitar. Dan lagi semoga danau ini tetap
terjaga kelestariannya agar menjadi tempat wisata bagi masyarakat Sumatera
Utara khususnya,” tambah Mandur Ginting lagi
Tak
terasa hari telah mulai senja. Sebelum pulang tak lengkap rasanya jika tidak
mengabadikan momen ini dalam sepotong gambar. Maka setelah puas berpotret ria,
kami pun pulang meninggalkan Danau mungil bersama cerita yang akan terus kami
kenang.
Liputan oleh Endah dan Cumi (Teman Dinamika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar