Di bangku paling sudut di perjalanan
Aku melihat tawa manis di bibir mungil bocah kecil
Sebegitu lepas menantang deru kota
Tanpa beban, tanpa halangan, tanpa pikiran,
Esok kita makan apa, mak?
Binar matanya seolah bercerita
Tentang semangat akan kepahitan hidup
Yang tlah aku atau mungkin juga kau cicipi
Tawa bocah kecil yang ingin ku teguk
Miris hati menyadari esok hari tak lagi perduli
Medan, 19 september 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar