19.05.2014
Aku memanggilnya Bapak. Dia
adalah pria hebat dalam hidupku. Segala hal dalam dirinya selalu menjadi tolak
ukur untuk aku memilih pasangan nanti. Tipe pria yang bertanggung jawab, bijak,
cerdas dan banyak hal lainnya. Bukan karena ia ayahku sehingga aku memujinya,
tapi memang begitulah beliau, aku mengaguminya dan sangat hormat padanya.
Jangan tanya apakah aku sayang padanya, maka aku akan menjawab, aku sangat
sangat sangat sayang padanya.
Akhir-akhir ini aku sangat bersyukur
dan berterima kasih pada Allah. Dia mendengar doaku: Bapak kembali sehat.
Alhamdulillah. Bagiku kesehatan orang tua adalah segalanya. Beberapa waktu
lalu, Bapak sakit jantung, bisa dibilang parah, karena hampir lebih dari 2
bulan beliau tidak bisa tidur dan sering sesak napas. Aku cemas, tidak siap
jika hal yang buruk terjadi padanya. Tapi syukurlah beliau sekarang terlihat
lebih sehat. Tidak ada yang lebih penting dari itu.
Dan ah iya, tadi malam ia membuat nasi goreng untuk kami
berdua, hal yang sudah lama tidak dilakukannya. Entah berapa tahun yang lalu
terakhir kali aku mencicipi masakannya. Karena beliau sangat jarang sekali
masak, makanya nasi goreng ini jatuhnya jadi spesial. :D
Aku juga sebenarnya ingin minta
maaf pada beliau, karena menunda wisudaku. Seharusnya bulan 5 ini, tapi aku
tunda. Padahal beliau sudah memberi sepeda motor supaya aku mudah mengurus
skripsi,tapi malah aku pakai untuk kerja. Ada hal yang memaksa aku untuk
menundanya. “Maaf Pak, kali ini saja, dan aku tidak akan membuatmu kecewa lagi,
aku janji. Semoga jika saat itu datang, Bapak masih sehat seperti sekarang. Aku
sayang Bapak.” :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar